Bagaimana COVID-19 Berdampak pada Industri Minyak dan Gas

COVID-19 datang di waktu yang buruk bagi industri minyak dan gas. Dampak dari perintah lockdown dan tinggal di rumah menyebabkan penggunaan minyak menurun hingga 30% dari sebelumnya.

Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan penurunan permintaan terhadap minyak sebesar 9,3 juta barel per hari (bph). Bahkan ketika pembatasan kegiatan di luar rumah dilonggarkan dan negara-negara mulai membuka bordernya kembali, masih sulit untuk mengembalikan ke tingkat permintaan seperti sebelumnya.

Ini menyebabkan terjadinya perang harga antara Arab Saudi dan Rusia yang memicu jatuhnya harga minyak mentah. Dimulai pada bulan Maret, OPEC membuka keran mereka dan membanjiri dunia dengan minyak mentah murah.

Meskipun permintaan global turun hingga 28 juta barel per hari, OPEC tetap meningkatkan produksinya sebesar 2,3 juta barel per hari. Akibatnya, harga minyak mentah turun hingga mencapai $18,47 yang dapat terus tergerus untuk beberapa waktu. Sementara untuk pemulihannya masih sulit diprediksi.

Berdasarkan implikasi seluruh sektor dari pariwisata ini, bagaimana para pelaku industri memposisikan diri mereka? Semua pelaku industri mulai dari perusahaan besar, perusahaan minyak independen, hingga perusahaan minyak nasional harus memposisikan diri mereka berdasarkan kemampuan untuk bertahan di pasar.

Jadi apa dampak jangka panjang dari krisis permintaan minyak ini? Setidaknya terdapat tiga konsekuensi besar yang akan dihadapi, yaitu:

Perusahaan minyak dan gas harus mempertimbangkan budget yang mereka miliki untuk memaksimalkan operasional. Pandemi COVID-19 telah memperjelas bahwa pelaku industri harus tetap tangguh dalam menghadapi ketidakpastian, dan bukan hanya dengan anggaran yang mereka miliki.

Adanya konsolidasi dalam industri minyak dan gas tidak dapat dihindari dalam beberapa bulan ke depan. Selama kurun waktu ini, portofolio aset akan disaring dan dirasionalisasi, sehingga beberapa aset mungkin akan hilang atau bahkan diakuisisi pihak lain. Rasionalisasi, standardisasi, dan hiper-spesialisasi akan menjadi kekuatan yang utama.

Bisnis harus tetap berkembang dan banyak yang akan mengadopsi model diversifikasi pendapatan. Dengan ketidakpastian seputar permintaan dan tingkat harga di masa depan, hanya mengandalkan minyak dan gas mungkin kurang menjanjikan. Sehingga perusahaan-perusahaan ini perlu mulai mencari alternatif energi lain untuk dieksplorasi.

Meskipun jelas bahwa COVID-19 telah berdampak pada industri minyak dan gas, banyak yang berpendapat bahwa hal ini hanya mempercepat tren yang sedang dibuat selama beberapa waktu terakhir. Terlepas dari itu, pelaku industri minyak dan gas harus beradaptasi untuk bertahan dari transformasi di seluruh industri ini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Mata Uang Kripto Terbaik Di Februari 2022